Perkembangan Awal Psikologi Modern

 


Assalamualaikum Wr. Wb.

Haii haii semuanyaa.

Apakabar nih kalian semua? semoga baik-baik selalu yaa.

Pada kesempatan kali ini, aku bakal menjelaskan tentang Perkembangan Awal Psikologi Modern. Materi ini merupakan materi pertama setelah Ujian Tengah Semester nih. Kira-kira apa aja sih yang bakalan aku bahas? 

Nah buat yang kepo dan penasaran sama penjelasannya, silahkan disimak sampai akhir yaa!

Voluntarism

    Tujuan yang dinyatakan Wundt adalah untuk memahami kesadaran-kesadaran, dan pengejarannya terhadap tujuan ini sangat banyak dalam tradisi rasionalistik Jerman. Nama yang diberikan Wundt pada pendekatannya terhadap psikologi adalah voluntarisme karena penekanannya pada kehendak, pilihan, dan tujuan.

    Tapi mengapa metode Voluntarisme pengikutnya menurun dan kemudian menghilang? Hal ini bisa terjadi karena pada waktu itu cara pandangnya Wundt diragukan dan juga pemikirannya banyak yang bertolak belakang dengan pemikiran orang lain.

Tokoh-tokoh dalam Perkembangan Awal Psikologi Modern

1. Wilhelm Maximilian Wundt
    Cara yang digunakan Wundt adalah metode introspeksi dimana subjek diminta untuk menyampaikan apa yang mereka lihat dan juga mereka rasakan. Selain itu beberapa Teori yang disampaikan oleh Wundt ialah :

- Principle of Heterogency of Ends
    Hasil akhirnya belum tentu sesuai dengan kehendak kita meskipun will dan choicenya bisa kita atur

- Principle of Contrast
    Apabila individu diberikan dua stimulus yang bertolak belakang, maka salah satunya akan terasa lebih kuat

- Principle of Development Toward
    Seorang individu apabila dihadapkan dengan pengalaman yang sama terus menerus, dia akan cenderung untuk mencari pengalaman baru yang lain.

- Tridimensional of Feelings
    Wundt membagi teori ini menjadi 3 dimensi yaitu :
    - Pleasantness - Unpleasantness
    - Excitement - Calm
    - Strain - Relaxation
    Tapi untuk sekarang, feelings tidak bisa digambarkan hanya dengan 3 dimensi ini saja, karena masih banyak feelings lainnya.

- Creative Synthetis
    Individu bebas untuk membuat sintetis yang baru dari ide-ide yang dia dapatkan

2. 
Edward Bradford Titchener
    Lahir pada 11 Januari di Chichester, Inggris. Titchener menempuh pendidikan di Oxford 1885-1890 dan mengembangkan minat dalam psikologi eksperimental. Meskipun Titchener melanjutkan pemikiran-pemikiran dari Wundt, tetapi Titchener tidak lagi memakai teori Voluntarisme melainkan memakai teori Struktural yaitu teori yang menjelaskan proses mental tapi berfokus kepada bagian-bagian atau strukturnya yang dijelaskan secara detail.

    Titchner juga tidak menyutujui teori 3 dimensinya Wundt. Menurutnya feeling itu cukup dijelaskan dengan satu dimensi saja dan Titchener juga berpendapat bahwa stimulus yang mengatur atensinya.

    Titchner juga memiliki teori 3 proses elemen kesadaran yaitu :
    - Sensation : Perasaan dan Indera
    - Images : Ide
    - Affections : Emosi

    Sama juga halnya dengan Voluntarisme, lama kelamaan teori Strukturalisme ini menghilang. Hal ini dikarenakan menurut banyak orang, introspeksi ini kurang akurat karena tiap orang memiliki pengalaman dan hasil yang berbeda juga.

3. 
Franz Clemens Brentano
    Seorang filsuf, psikolog, dan pastor Jerman yang berpengaruh dalam awal perkembangan psikologi di Jerman. Teori dari Brentani ini adalah Act of Psychology yaitu tindakan-tindakan seperti judging, Recalling, Expecting, dan lain sebagainya.

4. Carl Stumpf
    Sebagai psikolog eksperimental, Stumpf memiliki ketertarikan pada persepsi akustik (suara, getaran, dan sifatnya). Bagi Stumpf, objek kajian yang sesuai untuk psikologi adalah fenomena mental, bukan elemen sadar. 

5. Clever Hans
    
Clever Hans merupakan seekor kuda miliki Wilhelm von Osten yang dilatih Hans bisa menyelesaikan masalah aritmatika dengan mengangguk kepala atau menghentakkan kakinya dalam jumlah waktu yang sesuai.

6. Edmund Husserl
    Edmund Husserl berpendapat mengenai esensi mental. Tujuan Husserl adalah untuk membuat taksonomi pikiran. Dia ingin menggambarkan esensi mental yang dialami manusia sendiri, manusia lain, dan dunia. Husserl sangat percaya bahwa deskripsi esensi semacam itu harus mendahului setiap upaya untuk memahami interaksi antara manusia dan lingkungan mereka dan setiap ilmu psikologi.

 7. Oswald Külpe
    Oswald Külpe lahir pada tanggal 3 agustus 1862. ia mengambil jurusan sejarah di Universitas Leipzig dan menerima gelar doktornya pada tahun 1887. Külpe memiliki pendapat tentang imageless thought yang dimana kita bisa mengetahui sesuatu tanpa melihat objeknya. Contohnya adalah ketika seseorang bertanya apa warna daun, maka otomatis kita akan menjawab bahwa daun itu berwarna hijau.

    Dan teori Mental set yaitu dimana dalam memecahkan sebuah masalah kita cenderung untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang sudah pernah kita lakukan secara tidak sadar.

8. Hans Vaihinger
    Bukunya yang berpengaruh The Philosophy of "As If. Sistem Teoritis, Praktis dan Religius Fiksi Umat Manusia. Dalam bukunya, Vaihinger berpihak denganpositivis Machia, mengatakan bahwa kita semua pernah mengalami secara langsung adalah sensasi dan hubungan antar sensasi, oleh karena itu, semua yang kita bisa pastikan adalah sensasi. dan menurut Vaihinger sensasi akan berbeda dengan realitanya.

9. Hermann Ebbinghaus
    Psikolog pertama yang mempelajari proses-proses mental tingkat tinggi proses belajar & ingatan (memori). Dalam penelitiannya, Ebbinghaus menggunakan nonsense syllables (kata-kata yang tidak bermakna) untuk mempelajari proses belajar dan ingatan, ternyata seseorang akan lebih sulit mengingat kata yang tidak bermakna.

Mungkin sekian materi Perkembangan Awal Psikologi Modern yang dapat aku sampaikan, semoga dapat memberikan kalian gambaran tentang bagaimana perkembangan awalnya dari psikologi modern dan juga gambaran terhadap pendapat-pendapat tokohnya dan mudah-mudahan bisa membantu kalian untuk lebih mudah memahami perkembangan psikologi modern ini yaa. Sekian untuk kesempatan kali ini.

Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangan Awal Fisiologi dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen

Fungsionalisme Amerika