Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Tes Mental
Assalamualaikum Wr. Wb.
Haii haii semuanyaa.
Apakabar nih kalian semua? semoga baik-baik selalu yaa.
Pada kesempatan kali ini, aku bakal menjelaskan tentang Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Tes Mental. Kira-kira apa aja sih yang bakalan aku bahas? Yang pasti aku akan menjelaskan tentang teori dari Darwin dan juga tokoh-tokoh lain yang berkontribusi dalam materi ini.
Nah buat yang kepo dan penasaran sama penjelasannya, silahkan disimak sampai akhir yaa!
Teori Evolusi Sebelum Darwin
1. Jean Lamarck
Menurut Lamarck karakteristik ada ynag diturunkan secara genetik dan ada juga yang berubah. Lamarck juga menyimpulkan bahwa perubahan lingkungan bertanggung jawab atas perubahan struktural pada tumbuhan dan hewan.
2. Herbert Spencer
Sebagai pengikut awal Lamarck (dan kemudian Darwin), Spencer mengambil gagasan evolusi dan menerapkannya tidak hanya pada hewan tetapi juga pada pikiran manusia dan masyarakat manusia. Bahkan, ia menerapkan gagasan evolusi untuk segala sesuatu di alam semesta. Dalam penjelasannya tentang bagaimana asosiasi terbentuk, Spencer sangat mengandalkan prinsip kedekatan.
Melalui proses kedekatan, ide-ide kami datang ke memetakan peristiwa lingkungan. Namun, bagi Spencer, prinsip kedekatan saja tidak cukup untuk menjelaskan mengapa beberapa perilaku bertahan sedangkan yang lain tidak. Untuk menjelaskan perbedaan kegigihan dari berbagai perilaku, Spencer menerima penjelasan Bain tentang perilaku sukarela.
Social Darwinism
Ada perbedaan mendasar antara Spencer dan Darwin dalam cara mereka memandang evolusi. Evolusi bagi Spencer berarti kemajuan. Sementara itu menurut Darwin, evolusi tidak memanifestasikan rancangan atau tatanan yang telah disusun ataupun ditetapkan sebelumnya.
Teori Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin (1809–1882) lahir pada 12 Februari di Shrewsbury, Inggris, pada tahun yang sama ketika Lamarck menerbitkan bukunya yang menjelaskan pewarisan karakteristik yang diperoleh. Di luar sekolah, Darwin menghabiskan sebagianbesar waktunya untuk mengumpulkan dan mengklasifikasikan tumbuhan, kerang, dan mineral. Kecintaan Darwin pada entomologi (studi serangga) membawanya ke dalam kontak dengan profesor botani dan geologi di Cambridge.
Kapasitas reproduksi semua organisme hidup memungkinkan lebih banyak keturunan daripada yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu; oleh karena itu ada perjuangan untuk bertahan hidup. Ini menghasilkan survival of the fittest . Misalnya, jika ada kekurangan makanan di lingkungan jerapah, hanya jerapah dengan leher yang cukup panjang untuk mencapai beberapa daun yang tersisa di pohon tinggi yang akan bertahan dan berkembang biak, sedangkan untuk jerapah yang berleher pendek akan cenderung punah. Hal ini juga disebut sebagai seleksi alam.
Dari buku-buku Darwin, yang paling langsung berhubungan dengan psikologi adalah The Expression of Emotions in Man and Animals , di mana ia berpendapat bahwa emosi manusia adalah sisa-sisa emosi hewan yang pernah diperlukan untuk bertahan hidup. Di masa lalu, hanya organisme yang mampu melakukan hal-hal seperti menggigit dan mencakar yang bertahan dan bereproduksi.
Teori Darwin bersifat revolusioner. Dampaknya telah dibandingkan dengan teori Copernicus dan Newton. Dia mengubah pandangan tradisional tentang sifat manusia dan dengan itu mengubah sejarah filsafat dan psikologi. Banyak topik yang disingkirkan oleh Titchener karena tidak mewakili psikologi eksperimental murni didorong oleh teori Darwin.
Intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Perkembangan Tes Mental
1. Sir Francis Galton
Sir Francis Galton merupakan sepupu dari Darwin, lahir dekat Birmingham, Inggris, pada 16 Februari, bungsu dari tujuh bersaudara. Galton tertarik dengan pengamatan karakteristik makhluk hidup, ia tertarik untuk mengukur segala hal. Menurut Galton kecerdasan itu diturunkan maka dari itu ia pernah mengajukan opininya kepada pemerintah untuk menikahkan orang cerdas dengan orang cerdas lainnya sehingga punahlah orang yang tidak cerdas. Galton juga berasumsi bahwa kecerdasan adalah masalah ketajaman sensorik karena manusia hanya dapat mengetahui dunia melalui indera.
Kontribusi Galton untuk Psikologi. meliputi studi tentang pertanyaan pengasuhan alam, penggunaan kuesioner, penggunaan tes asosiasi kata, studi kembar, studi perumpamaan, pengujian kecerdasan, dan pengembangan teknik korelasional.
2. Tes Mental setelah Galton
James Mckeen Cattell
Cattell, lahir pada 25 Mei di Easton, Pennsylvania, merupakan putra seorang pendeta Presbiterian yang juga seorang profesor bahasa Latin dan Yunani di Lafayette College. Cattell masuk Lafayette College sebelum ulang tahunnya yang ke-16.
Cattell menemukan tes sensorik dan motorik. Namun, Penelitian Wissler menunjukkan bahwa tes sensorik dan motorik Galton tidak semuanya mengukur hal yang sama (kecerdasan) karena korelasi antar tesnya rendah. dan kecerdasan itu tidak hanya diukur dengan tes sensorik dan motorik saja.
Alfred Binet
Binet menjadikan dua orang putrinya sebagai objek penelitiannya dalam membuat sebuah tes untuk menyelidiki operasi mental. Tes ini dilakukan untuk membedakan anak normal dan abnormal. Binet juga menggunakan tes Galton untuk mendeteksi keterbelakangan mental. Dengan menggunakan tes ini, ia mencatat kekeliruan, yakni anak-anak yang buta dan tuli diklasifikasikan memiliki kekurangan mental.
Binet-Simon tidak setuju dengan tes IQ yang terlalu simple jika mental digambarkan dengan istilah atau angka, jadi menurut Binet dan Simon IQ itu tidak ada. Sehingga dalam melakukan tes nya mereka menggunakan metode Mental Age atau kemampuan untuk berpikir.
Charles Spearman
Setelah karir militer di tentara Inggris yang berlangsung hingga dia berusia 34 tahun, Charles Spearman (1863–1945) beralih ke karir di bidang psikologi, belajar dengan Wundt dan Külpe di Jerman. Spearman menyimpulkan bahwa ada dua faktor kecerdasan yaitu :
- Specific (s) : Mengukur kemampuan individu.
- General (g) : Kemampuan Umum, Spearman juga berpendapat bahwa hampir semua faktor (g) itu diturunkan atau diwariskan.
Cyril Burt
Cyril Burt (1883–1971) adalah rekan Spearman di Universitas London. Burt setuju dengan konsep Spearman tentang faktor (g) dan pendidikan yang dipercaya harus mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan intelegensinya. Siswa dengan intelektual lebih tinggi harus diberikan pendidikan yang lebih menantang dibanding siswa dengan intelektual biasa. Menurut Burt perlu diadakan kelas pembeda antara anak dengan level kecerdasan yang berbeda.
Henry Herbert Goddard
Goddard menerjemahkan skala Binet – Simon ke dalam bahasa Inggris lalu memberikannya kepada anak-anak Vineland, Goddard juga memberikan kepada 2.000 siswa sekolah umum di New Jersey. Ia menemukan bahwa banyak siswa sekolah umum yang terbentuk di bawah norma untuk usia mereka.
Tes mental dan imigrasi. Goddard mengklaim bahwa dia dapat mengetahui bahwa banyak dari para imigran tersebut mengalami gangguan mental hanya dengan mengamati karakteristik fisik mereka, tetapi untuk memastikan dia menggunakan skala Binet-Simon. Secara umum, Goddard menyimpulkan bahwa antara 40% dan 50% imigran adalah "orang bodoh".
Lewis Madison Terman
Lewis Madison Terman (1877–1956) lahir pada 15 Januari, anak ke-12 dari 14 bersaudara dari keluarga petani dari Indiana tengah. Dengan mengidentifikasi anak-anak yang sangat cerdas dan mengamati mereka dalam jangka waktu yang lama, Terman dapat mengevaluasi keyakinannya bahwa anak-anak dengan IQ tinggi lebih sukses dalam hidup daripada anak-anak dengan IQ lebih rendah.
Studi terman menunjukan bahwa individu yang mendapat skor tinggi pada apa yang disebut ukuran kecerdasan di awal kehidupan tidak memburuk di kemudian hari. Faktanya, hasilnya menunjukkan bahwa yang berprestasi terbaik di masa muda juga cenderung berprestasi terbaik sebagai dewasa yang matang.
Leta Stetter Hollingworth
Hollingworth menantang keyakinan yang diterima secara luas bahwa kecerdasan sebagian besar diwarisi dan bahwa wanita secara intelektual lebih rendah daripada pria. Dia juga berdiskusi dengan Terman tentang keyakinannya bahwa lebih banyak pria daripada wanita yang diklasifikasikan sebagai berbakat bukan karena kemampuan intelektual yang berbeda tetapi karena faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial disini adalah kesempatan pendidikan yang tidak sama antara pria dan wanita.
Robert M. Yerkes
Mendirikan psikologi komparatif di Amerika Serikat bersama temannya, John B. Watson. Tujuan dari program ini adalah untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki gangguan mental, mengklasifikasikan laki-laki berdasarkan tingkat kecerdasan mereka, dan memilih individu untuk diberikan pelatihan khusus, contohnya perwira.
Setelah dilakukan tes Alpha dan Beta, ditemukan bahwa setengah dari tentara berkulit putih memiliki kecerdasan asli yang sama dengan yang berusia 13 tahun lebih rendah, dan situasinya bahkan lebih buruk bagi tentara berkulit hitam. Menurut Yerkes, banyak penyakit bangsa yang sedang disebabkan oleh orang-orang dengan kecerdasan rendah dan kebijakan migrasi hanya memperparah masalah.
---
Mungkin sekian materi Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Tes Mental yang dapat aku sampaikan, semoga dapat memberikan kalian gambaran tentang bagaimana pengaruh dari Darwin dan juga awal mula tumbuhnya tes mental dan juga gambaran terhadap pendapat-pendapat tokohnya dan mudah-mudahan bisa membantu kalian untuk lebih mudah memahami materi ini yaa. Sekian untuk kesempatan kali ini.
Comments
Post a Comment