Assalamualaikum Wr. Wb.
Haii haii semua,
Apa kabar nih kalian? Semoga baik-baik selalu ya!
Pada kesempatan kali ini, aku akan menjelaskan tentang Learning atau belajar. Nah, untuk yang penasaran sama materi ini silahkan disimak penjelasanku dibawah ini yaa!
---
Definition of Learning
Belajar adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen yang disebabkan oleh pengalaman atau praktik. Bagian definisi yang “relatif permanen” mengacu pada fakta bahwa ketika orang mempelajari sesuatu, beberapa bagian otak mereka secara fisik diubah untuk merekam apa yang telah mereka pelajari.
Mengenai penyertaan pengalaman atau praktik dalam definisi pembelajaran, pikirkan tentang terakhir kali kita melakukan sesuatu yang menyebabkan kita sangat kesakitan. Apakah kita akan mengulanginya lagi? Mungkin tidak. Kita tidak ingin mengalami rasa sakit itu lagi, jadi kita mengubah perilaku kita untuk menghindari konsekuensi yang menyakitkan. Contohnya ketika kita pertama kali memegang lilin yang menyala, kemudian kita akan merasakan tangan kita kepanasan, sehingga kita tidak lagi mengulangi perbuatan untuk memegang lilin ketika menyala.
Tidak semua perubahan dicapai melalui pembelajaran. Perubahan seperti peningkatan tinggi badan atau ukuran otak adalah jenis perubahan lain yang dikendalikan oleh genetik. Perubahan semacam ini disebut pematangan dan disebabkan oleh biologi, bukan pengalaman.
Classical Conditioning
Pavlov Melakukan eksperimen kepada seekor anjing. Pavlov menunjukkan makanan pada anjing tersebut, lalu anjing tersebut merespon hal tersebut dengan mengeluarkan air liur. inilah yang disebut dengan Unconditional reflex, karena semua anjing akan mengeluarkan air liur secara tidak sadar saat ditunjukkan makanan padanya.
Pavlov membuat situasi khusus, yaitu dengan membunyikan lonceng sebelum menunjukkan makanan pada anjing. Pada awalnya anjing tersebut tidak merespon apa-apa, dan disebut neutral stimulus (NS) sebelum apapun terjadi pengkondisian. Namun, setelah diulang-ulang, anjing tersebut mulai mengeluarkan respon. Ia kemudian mengeluarkan air liur setelah mendengar bunyi lonceng, sebelum diperlihatkan makanan padanya. Kondisi inilah yang disebut dengan conditioned reflex reflek yang muncul setelah dikondisikan atau dibiasakan.
Elements of Classical Conditioning
Pavlov akhirnya mengidentifikasi beberapa elemen kunci yang harus ada dan dialami dengan cara tertentu agar pengkondisian dapat terjadi.
- Unconditioned Stimulus (UCS) : merupakan stimulus yang secara tidak sadar menghasilkan suatu respon. Dalam kasus Pavlov, unconditioned stimulusnya adalah makanan.
- Unconditioned Response (UCR) : Respon yang muncul akibat unconditioned stimulus. Dalam kasus Pavlov, unconditioned responsenya adalah air liur ketika melihat makanan.
- Conditioned Stimulus (CS) : Merupakan stimulus yang dapat dikontrol. Dalam kasus Pavlov, coditioned stimulusnya adalah lonceng yang dibunyikan.
- Conditioned Response (CR) : Respon yang muncul akibat conditioned stimulus. Dalam kasus Pavlov, conditioned responsenya adalah air liur ketika mendengar suara lonceng.
Pavlov's Canine Classic
Meskipun pengkondisian klasik terjadi dengan cukup mudah, Pavlov dan peneliti lainnya merumuskan beberapa prinsip dasar tentang proses tersebut:
1. CS harus ada sebelum UCS.
2. CS dan UCS harus sangat berdekatan dalam waktu. Idealnya, jaraknya tidak lebih dari 5 detik.
3. Stimulus netral harus dipasangkan dengan UCS beberapa kali sebelum pengkondisian dapat terjadi.
4. CS biasanya memiliki beberapa stimulus yang khas atau menonjol dari rangsangan yang lain yang bersaing.
Stimulus Generalization and Discrimination
Pavlov menemukan bahwa suara yang serupa akan menghasilkan respons terkondisi yang serupa dari anjing-anjingnya. Kecenderungan untuk menanggapi stimulus yang mirip dengan stimulus terkondisi yang asli disebut stimulus generalization. Misalnya, seseorang yang bereaksi dengan kecemasan terhadap suara bor dokter gigi mungkin bereaksi dengan sedikit kecemasan terhadap suara yang serupa, seperti penggiling kopi listrik.
Pavlov tidak memberi anjing makanan apa pun setelah bunyi tik yang sama. Mereka hanya mendapat makanan mengikuti CS yang benar. Tidak butuh waktu lama bagi anjing untuk berhenti merespons (menggeneralisasi) suara detak "palsu" sama sekali. Karena hanya CS asli yang diikuti dengan makanan, mereka belajar membedakan, atau membedakan, antara detak palsu dan detak CS, sebuah proses yang disebut stimulus discrimination.
Extinction and Spontaneous Recovery
Ketika Pavlov berhenti memberi makanan pada anjingnya saat CS dilakukan, anjing secara bertahap berhenti mengeluarkan air liur karena suara detakan. Saat metronom berdetak berulang kali disajikan tanpa adanya UCS. Air liur "mati" dalam proses ini yang disebut Extinction. Dalam kasus anjing Pavlov, melalui kepunahan mereka belajar untuk tidak mengeluarkan air liur untuk detak metronom, karena tidak lagi meramalkan bahwa makanan sedang dalam perjalanan.
Dalam pemulihan spontan, respons terkondisi dapat muncul kembali sebentar ketika CS asli kembali, meskipun respons biasanya lemah dan berumur pendek.
Higher-Order Conditioning
Konsep lain dalam classical conditioning adalah Higher-Order Conditioning. Ini terjadi ketika stimulus terkondisi yang kuat dipasangkan dengan stimulus netral. CS yang kuat sebenarnya dapat berperan sebagai UCS, dan stimulus netral sebelumnya menjadi stimulus terkondisi kedua.
Classical Conditioning Work
Pavlov percaya bahwa stimulus yang terkondisi, melalui asosiasinya yang dekat dengan stimulus yang tidak terkondisi, datang untuk mengaktifkan tempat yang sama di otak hewan yang awalnya diaktifkan oleh rangsangan tanpa syarat. Pavlov menyebut proses ini stimulus substitution.
Classical Conditioning Applied to Human Behavior
- Phobias
Fobia merupakan salah satu contoh dari conditioned emotional response (CER). Fobia sendiri adalah ketakutan sebagai respon emosional yang alami,yang berkaitan dengan dengan kelangsungan hidup. Contohnya ketika anak kecil pergi ke dokter kemudian ia disuntik, maka sampai besar ia akan memiliki pemikiran bahwa ketika pergi ke dokter dia akan disuntik, sehingga ia selalu takut jika harus pergi kedokter karena beranggapan ia akan disuntik.
- Conditioned Taste Aversions
Penghindaran rasa terkondisi terjadi pada saat mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dan berkaitan dengan suatu hal. Contohnya Obat kemoterapi yang diterima pasien kanker juga dapat menimbulkan rasa mual yang parah, yang menyebabkan orang tersebut mengembangkan keengganan terhadap makanan apa pun yang telah mereka makan sebelum menjalani perawatan kemoterapi.
- Drug Dependency
Penggunaan narkoba yang “tinggi”, baik yang berasal dari turunan opiat, stimulan, atau depresan seperti alkohol, sering terjadi di lingkungan tertentu, dengan orang lain tertentu, dan bahkan mungkin menggunakan benda-benda tertentu, seperti sendok kecil. digunakan oleh pecandu kokain. Orang-orang, latar, dan objek ini dapat menjadi rangsangan terkondisi yang diasosiasikan dengan obat tinggi dan dapat menghasilkan respons "tinggi" terkondisi.
Operant Conditioning
Ada dua jenis perilaku yang dapat dilakukan oleh semua organisme: tidak disengaja dan sukarela. Jika kita mengedipkan matanya karena lalat terbang di dekat kita, itu adalah refleks dan sama sekali tidak disengaja. Tetapi jika dia kemudian memukul lalat untuk menakutinya, itu adalah pilihan sukarela. kita harus berkedip, tetapi kita memilih untuk memukul.
Thorndike's Puzzle Box and The Law of Effect
Thorndike menempatkan seekor kucing lapar di dalam "kotak teka-teki" tempat satu-satunya jalan keluar adalah dengan menekan tuas yang terletak di lantai kotak. Thorndike meletakkan sepiring makanan di luar kotak, sehingga kucing yang lapar sangat termotivasi untuk keluar.
Thorndike mengamati bahwa kucing akan bergerak di sekitar kotak, mendorong dan menggosok melawan dinding dalam upaya untuk melarikan diri. Akhirnya, kucing itu secara tidak sengaja mendorong tuas, membuka pintu. Setelah melarikan diri, kucing diberi makan dari piring yang ditempatkan tepat di luar kotak.
Berdasarkan penelitian ini, Thorndike mengembangkan Law of Effect: Jika suatu tindakan diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, tindakan itu akan cenderung diulang. Jika suatu tindakan diikuti oleh konsekuensi yang tidak menyenangkan, maka tindakan tersebut cenderung tidak akan diulangi.
B. F. Skinner: The Behaviorist's Behaviorist
B. F. Skinner (1904–1990) adalah behavioris yang mengambil alih kepemimpinan lapangan setelah John Watson. ia bahkan memberi pembelajaran perilaku sukarela nama khusus: operant conditioning (Skinner, 1938). Perilaku sukarela adalah apa yang dilakukan manusia dan hewan untuk beroperasi di dunia. Jadi perilaku sukarela, bagi Skinner, adalah perilaku operan, dan mempelajari perilaku semacam itu adalah operant conditioning.
Inti dari operant conditioning adalah efek dari konsekuensi pada perilaku. Pada pengkondisian klasik, benar-benar mempelajari perilaku yang tidak disengaja tergantung pada apa yang datang sebelum respons, lalu stimulus yang tidak terkondisi dan apa yang akan menjadi stimulus terkondisi.
The Concept of Reinforcement
Reinforcement adalah setiap peristiwa atau rangsangan, yang ketika mengikuti suatu respon, meningkatkan kemungkinan bahwa respon itu akan muncul lagi.
- Primary and Secondary Reinforcement
Penguat seperti permen yang memenuhi kebutuhan dasar seperti rasa lapar disebut primary reinforcement. Contohnya adalah segala jenis makanan (hunger drive), cairan (thirst drive), atau sentuhan (pleasure drive). Bayi, balita, anak usia prasekolah, dan hewan dapat dengan mudah diperkuat dengan menggunakan primary reinforcement.
Namun, secondary reinforcement seperti uang mendapatkan sifat penguatnya karena diasosiasikan dengan primary reinforcement di masa lalu. Seorang anak yang diberi uang untuk dibelanjakan segera menyadari bahwa kertas hijau jelek itu dapat ditukar dengan permen dan suguhan—penguat utama—sehingga uang menjadi penguat dengan sendirinya.
- The Neural Bases of Learning
Saat cara-cara baru untuk melihat otak dan cara kerja neuron semakin maju, para peneliti sedang menyelidiki basis saraf dari Classical dan Operant Conditioning. Mengingat perannya dalam memperkuat beberapa sinyal input dan mengurangi intensitas orang lain di nukleus accumbens, masuk akal bahwa dopamin akan terlibat dalam proses reinforcement.
- Positive and Negative Reinforcement
Reinforcement juga dapat berbeda dalam cara penggunaannya. Sebagian besar orang sama sekali tidak kesulitan memahami bahwa mengikuti respons dengan semacam konsekuensi yang menyenangkan (seperti hadiah) akan meningkatkan kemungkinan respons tersebut diulang. Ini disebut Positive Reinforcement, penguatan respons dengan menambahkan atau mengalami konsekuensi yang menyenangkan, seperti hadiah atau tepukan di punggung.
Tetapi banyak orang kesulitan memahami bahwa kebalikannya juga benar: Mengikuti respons dengan menjauhi atau melarikan diri dari sesuatu yang tidak menyenangkan juga akan meningkatkan kemungkinan respons itu diulang—suatu proses yang disebut Negative Reinforcement.
Schedule of Reinforcement
Waktu reinforcement dapat membuat perbedaan besar dalam kecepatan terjadinya pembelajaran dan kekuatan respons yang dipelajari.
1. The Partial Reinforcement Effect
Beberapa respon yang diperkuat, ketika respon benar maka akan lebih tahan terhadap kepunahan daripada respon yang mendapatkan penguat terus-menerus.
2. Fixed Interval Schedule of Reinforcement
Reinforcement diterima setelah interval waktu tetap tertentu telah berlalu.
3. Variable Interval Schedule of Reinforcement
Di mana interval waktu setelah individu harus merespons untuk menerima penguat (dalam hal ini, nilai bagus pada kuis) berubah dari satu waktu ke waktu berikutnya.
4. Fixed Ratio Schedule of Reinforcement
Jadwal penguatan di mana jumlah respons yang diperlukan untuk penguatan selalu sama.
5. Variable Ratio Schedule of Reinforcement
Jadwal penguatan di mana jumlah respons yang diperlukan untuk penguatan berbeda untuk setiap percobaan atau peristiwa.
Punishment in Operant Conditioning
- Defining Punishment
Di dunia manusia akan mengalami dua macam konsekuensi, yaitu hal-hal yang mereka sukai dan hal-hal yang tidak mereka sukai. Ada dua cara orang mengalami dua macam konsekuensi, yaitu orang yang mengalami secara langsung dan orang yang tidak mengalami secara langsung. Sama seperti ada dua cara di mana penguatan bisa terjadi, ada juga dua cara di mana hukuman bisa terjadi yaitu:
1. Punishment by Application: Terjadi ketika sesuatu yang tidak menyenangkan (seperti pukulan, omelan, atau stimulus tidak menyenangkan lainnya) ditambahkan ke dalam situasi atau diterapkan. Ini adalah jenis hukuman yang kebanyakan orang pikirkan ketika mereka mendengar kata hukuman.
2. Punishment by Removal: alam jenis hukuman ini, perilaku dihukum dengan menghilangkan sesuatu yang menyenangkan atau diinginkan setelah perilaku itu terjadi. “Grounding” seorang remaja adalah menghilangkan kebebasan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan oleh remaja tersebut dan merupakan contoh hukuman semacam ini.
- Problem with Punishment
Meskipun hukuman dapat efektif dalam mengurangi atau melemahkan perilaku, ia memiliki beberapa kelemahan. Tugas hukuman jauh lebih sulit daripada tugas penguatan. Dalam menggunakan penguatan, yang harus dilakukan hanyalah memperkuat respons yang sudah ada. Tapi hukuman digunakan untuk melemahkan respon, dan menghilangkan respon yang sudah mapan tidaklah mudah. Cara membuat hukuman lebih efektif melibatkan mengingat beberapa aturan sederhana:
1. Hukuman harus segera mengikuti perilaku yang dimaksudkan untuk menghukum.
2. Hukuman harus konsisten.
3. Hukuman atas perilaku yang salah harus dipasangkan, jika memungkinkan, dengan penguatan atas perilaku yang benar.
Other Aspects of Operant Conditioning
- Stimulus Control : Slow Down, It's The Cops
Discriminative Stimulus adalah stimulus apa pun yang memberi organisme isyarat untuk membuat respons tertentu untuk mendapatkan penguatan — isyarat spesifik akan mengarah pada respons spesifik, dan membedakan antara isyarat mengarah pada kesuksesan. Contohnya ketika kita melihat mobil polisi di kaca spion kita dan secara otomatis melambat, meskipun kita tidak sedang ngebut. Lampu lalu lintas menyala merah, jadi kita berhenti.
- Extinction, generalization, and spontaneous recovery in operant conditioning
Extinction dalam classical conditioning melibatkan penghilanganunconditional stimulus sedangkan dalam operan conditioning melibatkan penghilangan penguatan.
Shaping
Saat kita melihat hewan di sirkus atau pertunjukan di kebun binatang melakukan trik, kita melihat hasil penerapan aturan pengondisian—baik klasik maupun operan—pada hewan. Tapi trik yang lebih kompleks adalah proses pengkondisian operan yang disebut Shaping.
Behavior Modification
Penggunaan teknik pembelajaran untuk memodifikasi atau mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku yang diinginkan. Biofeedback adalah menggambarkan umpan balik informasi biologis dengan penggunaanya dapat mengurangi banyak masalah. Neurofeedback adalah upaya untuk mengubah aktivitas otak.
Cognitive Learning Theory
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa evaluasi. Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu objek.
Observational Learning
Pembelajaran observasional adalah pembelajaran perilaku baru melalui mengamati tindakan model (orang lain yang melakukan perilaku itu). Terkadang perilaku itu diinginkan, dan terkadang tidak. Learning/Performance Distinction merujuk pada pengamatan bahwa belajar dapat berlangsung tanpa penampilan nyata dari perilaku yang dipelajari. Bandura (1986) menyimpulkan, dari studinya dan yang lainnya, bahwa pembelajaran observasional membutuhkan kehadiran empat elemen yaitu
- Attention: Untuk mempelajari sesuatu melalui observasi, pembelajar pertama-tama harus memperhatikan modelnya. Misalnya, seseorang di pesta makan malam mewah yang ingin mengetahui alat apa yang harus digunakan harus memperhatikan orang yang sepertinya tahu apa yang benar.
- Memory: Pembelajar juga harus mampu mempertahankan ingatan tentang apa yang dilakukan, seperti mengingat langkah-langkah dalam menyiapkan hidangan yang pertama kali terlihat di acara memasak.
- Imitation: pembelajar harus mampu mereproduksi, atau meniru, tindakan model. Seorang anak berusia 2 tahun mungkin dapat melihat seseorang mengikat tali sepatu dan bahkan mungkin mengingat sebagian besar langkah-langkahnya, tetapi jari kelingking anak berusia 2 tahun yang gemuk tidak akan memiliki "ketangkasan" yang diperlukan untuk benar-benar mengikat tali sepatu.
- Desire: Akhirnya, pembelajar harus memiliki keinginan atau motivasi untuk melakukan tindakan. Orang itu pada jamuan makan malam mewah, misalnya, mungkin tidak peduli garpu mana atau pisau mana yang "tepat" untuk digunakan.
---
Mungkin sekian materi tentang Learning serta apa saja yang ada di dalam proses belajar yang dapat aku sampaikan, semoga dapat memberikan kalian gambaran tentang apa itu belajar, dan bisa membantu kalian untuk memahami ini. Sekian untuk kesempatan kali ini.
Terimakasih.
Comments
Post a Comment