Psikologi Umum II : Emosi dan Motivasi
Assalamualaikum Wr. Wb.
Haii haii semua,
Apa kabar nih kalian? Semoga baik-baik selalu ya!
Pada kesempatan kali ini, aku akan menjelaskan materi tentang Emosi dan Motivasi. Nah, untuk yang penasaran sama materi ini silahkan disimak penjelasanku dibawah ini yaa!
-----
Motivation
Motivasi adalah proses dimana kegiatan dimulai, diarahkan, dan dilanjutkan sehingga kebutuhan atau keinginan fisik atau psikologis terpenuhi. Contohnya ketika seseorang sedang bersantai di depan televisi dan mulai merasa lapar, kebutuhan fisik akan makanan dapat menyebabkan orang tersebut bangun, pergi ke dapur, dan mencari sesuatu untuk dimakan. Motivasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
- Extrinsic Motivation: Seseorang melakukan suatu tindakan karena mengarah pada hasil yang terpisah dari orang tersebut atau faktor ekternal. Contohnya seorang murid akan rajin belajar karena akan diberi hadiah jika nilainya bagus.
- Intrinsic Motivation: Jenis motivasi di mana seseorang melakukan suatu tindakan karena tindakan itu sendiri menyenangkan, bermanfaat, menantang, atau memuaskan dalam beberapa cara internal. Contohnya seorang murid akan rajin belajar karena ia akan merasa puas jika mendapatkan nilai bagus.
Early Approaches to Understanding Motivation
Instinct and The Evolutionary Approach
Upaya awal untuk memahami motivasi berfokus pada pola perilaku yang ditentukan secara biologis dan bawaan yang disebut naluri atau instinct. William McDougall (1908) sebenarnya mengusulkan total 18 naluri bagi manusia, termasuk curiosity, flight (melarikan diri), pugnacity (agresif), dan acquisition (mengumpulkan harta).
Untuk sekarang, pendekatan naluri telah memudar karena, mesipun meskipun dapat menggambarkan perilaku manusia, mereka tidak dapat menjelaskannya. Ide ini tetap sentral dalam studi tentang perilaku manusia saat ini.
Drive-Reduction Theory
Need adalah persyaratan dari beberapa materi (seperti makanan atau air) yang penting untuk kelangsungan hidup organisme. Sedangkan Drive adalah ketegangan psikologis dan gairah fisik yang timbul ketika ada kebutuhan yang memotivasi organisme untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengurangi ketegangan. Pada teori ini, jenis drive terbagi menjadi 2:
- Primary Drives: Dorongan yang melibatkan kelangsungan hidup dan kebutuhan dasar tubuh seperti lapar dan haus.
- Acquired (Secondary) Drives: Dorongan yang dipelajari melalui pengalaman atau pengondisian, seperti kebutuhan akan uang atau kebutuhan mantan perokok baru untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulut mereka.
Teori ini juga memasukkan konsep homeostatis, atau kecenderungan tubuh untuk mempertahankan keadaan tetap.
Different Strokes for Different Folks: Psychological Needs
Mcclelland's Theory: Affiliation, Power, and Achievement Needs
Psikolog Universitas Harvard David C. McClelland (1961, 1987) mengusulkan teori motivasi yang menyoroti pentingnya tiga kebutuhan psikologis yang biasanya tidak dipertimbangkan oleh teori lain: affiliation, power, dan achievement needs.
- Need for Affiliation (nAff): Kebutuhan psikologis untuk berinteraksi sosial orang lain. orang-orang yang tinggi dalam kebutuhan ini berusaha untuk disukai oleh orang lain dan dihormati oleh orang-orang di sekitar mereka.
- Need for Power (nPow): Kekuasaan bukan tentang mencapai tujuan tetapi tentang memiliki kendali atas orang lain. Orang-orang yang memiliki kebutuhan ini ingin memiliki pengaruh atas orang lain dan memberi dampak pada mereka.
- Need for Achievement (nAch): Melibatkan keinginan yang kuat untuk berhasil dalam mencapai tujuan, tidak hanya yang realistis tetapi juga yang menantang. Orang yang memiliki nAch tinggi mencari karir dan hobi yang memungkinkan orang lain menilai mereka.
Personality and Nach: Carol Dweck's Self-Theory of Motivation
Menurut psikolog motivasi dan kepribadian Carol Dweck, kebutuhan berprestasi sangat erat kaitannya dengan faktor kepribadian, termasuk pandangan seseorang tentang bagaimana diri dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap keberhasilan atau kegagalan tindakannya.
Menurut penelitian ini, orang dapat membentuk salah satu dari dua sistem kepercayaan tentang kecerdasan, yang pada gilirannya memengaruhi motivasi mereka untuk berprestasi.
- Mereka yang percaya bahwa kecerdasan itu tetap dan tidak dapat diubah sering menunjukkan locus of control eksternal ketika menghadapi kesulitan, membuat mereka mudah menyerah atau menghindari situasi di mana mereka mungkin gagal—sering memastikan kegagalan mereka sendiri dalam prosesnya.
- Tipe orang yang lain percaya bahwa kecerdasan dapat diubah dan dapat dibentuk oleh pengalaman dan usaha dalam peningkatan atau peningkatan kecil. Orang-orang ini juga cenderung menunjukkan locus of control internal, baik dalam keyakinan bahwa tindakan dan upaya mereka sendiri akan meningkatkan kecerdasan mereka maupun dalam mengambil kendali atau meningkatkan upaya mereka saat menghadapi tantangan.
Arousal and Incentive Approaches
Stimulus Motive adalah salah satu yang tampaknya tidak dipelajari tetapi menyebabkan peningkatan rangsangan. Contohnya adalah rasa ingin tahu, bermain, dan eksplorasi.
- Arousal Theory: orang dikatakan memiliki tingkat ketegangan yang optimal (terbaik atau ideal). Hubungan antara kinerja tugas dan gairah telah dijelaskan oleh hukum Yerkes-Dodson, hukum yang menyatakan bahwa ketika tugas-tugas itu sederhana, tingkat gairah yang lebih tinggi menghasilkan kinerja yang lebih baik; ketika tugas sulit, tingkat gairah yang lebih rendah menghasilkan kinerja yang lebih baik.
- Incentive Approaches: teori motivasi di mana perilaku dijelaskan sebagai respons terhadap stimulus eksternal dan sifat-sifatnya yang bermanfaat. Dalam pendekatan insentif, perilaku dijelaskan dalam kaitannya dengan stimulus eksternal dan sifat-sifatnya yang bermanfaat. Properti yang bermanfaat ini ada secara independen dari kebutuhan atau tingkat gairah apa pun dan dapat menyebabkan orang bertindak hanya berdasarkan insentif.
Humanistic Approaches
Maslow's Hierarchy of Needs
Maslow mengemukakan bahwa ada beberapa tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum mencapai tingkat pemenuhan kepribadian tertinggi. Menurut Maslow, self-actualization adalah titik yang jarang tercapai—di mana orang telah memenuhi kebutuhan yang lebih rendah dan mencapai potensi kemanusiaannya secara penuh.
Self-Determination Theory (SDT)
Dalam teori ini, ada tiga kebutuhan bawaan dan universal yang membantu orang mendapatkan rasa diri yang utuh dan hubungan yang utuh dan sehat dengan orang lain. Tiga kebutuhan tersebut adalah
- Autonomy: Kebutuhan untuk mengendalikan perilaku dan tujuan sendiri.
- Competence: Kebutuhan untuk dapat menguasai tugas-tugas menantang dalam hidup seseorang.
- Relatedness: Kebutuhan untuk merasakan rasa memiliki, keintiman, dan keamanan dalam hubungan dengan orang lain.
Emotion
Aspek "perasaan" dari kesadaran, yang dicirikan oleh gairah fisik tertentu, perilaku tertentu yang mengungkapkan emosi ke dunia luar, dan kesadaran batin akan perasaan.
The Three Elements of Emotion
The Psychology of Emotion
Secara fisik, ketika seseorang mengalami emosi, rangsangan diciptakan oleh sistem saraf simpatik. Detak jantung meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, pupil membesar, dan mulut menjadi kering. Pikirkan tentang terakhir kali Anda marah dan kemudian terakhir kali kamu ketakutan. Bukankah gejala fisiknya sangat mirip? Meskipun ekspresi wajah memang berbeda di antara berbagai respons emosional, emosi sulit dibedakan satu sama lain berdasarkan reaksi fisiologis saja.
Amigdala, area kecil yang terletak di dalam sistem limbik di setiap sisi otak, diasosiasikan dengan emosi seperti ketakutan dan kesenangan baik pada manusia maupun hewan. Selain amigdala, area subkortikal dan kortikal otak lainnya terlibat dalam pemrosesan informasi emosional. Penelitian menunjukkan bahwa emosi dapat bekerja secara berbeda tergantung pada sisi otak mana yang terlibat. Salah satu area penyelidikan adalah lobus frontal. Aktivasi lobus frontal kiri dikaitkan dengan emosi yang menyenangkan, sedangkan aktivitas lobus frontal kanan dikaitkan dengan keadaan emosi negatif.
The Behavior of Emotion: Emotional Expression
Pada saat sesorang merasakan emosi maka akan mempengaruhi ekspresi wajah, gerakan tubuh, maupun suatu tindakan yang dapat mempengaruhi orang lain mengenai perasaan nya. Ekspresi wajah dapat bervariasi tergantung budaya yang dianut, namun beberapa aspek ekspresi wajah bersifat universal.
Display rules berbeda antara budaya yang individualistis (menempatkan pentingnya individu di atas kelompok sosial) dan budaya yang kolektivistik (menempatkan pentingnya kelompok sosial di atas individu).
Subjective Experience: Labeling Emotion
Elemen emosi yang ketiga adalah menafsirkan subjective feeling dengan memberinya label: marah, takut, jijik, bahagia, sedih, malu, tertarik, dan sebagainya. Cara lain untuk memberi label elemen ini adalah dengan menyebutnya cognitive element, karena proses pelabelan adalah masalah mengingat kembali pengalaman serupa sebelumnya, memahami konteks emosi, dan menghasilkan solusi — sebuah label.
Early Theories of Emotion
Common-Sense Theory
Dalam psikologi awal, diasumsikan bahwa merasakan emosi tertentu pertama-tama mengarah ke reaksi fisik dan kemudian ke perilaku. Menurut sudut pandang ini — kita akan menyebutnya common sense theory — melihat anjing yang menggeram di jalan seseorang menyebabkan perasaan takut, yang merangsang tubuh untuk terangsang, diikuti oleh tindakan perilaku berlari; yaitu, orang terangsang karena mereka takut.
James-Lange Theory of Emotion
Dia percaya bahwa urutan komponen emosi sangat berbeda. Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang ahli fisiologi dan psikolog di Denmark, Carl Lange (1885), memberikan penjelasan tentang emosi yang sangat mirip dengan James sehingga kedua nama tersebut digunakan bersama untuk merujuk pada teori tersebut.
Dalam teori ini, semacam rangsangan (misalnya, anjing menggeram besar) menghasilkan reaksi fisiologis. Reaksi ini, yang membangkitkan sistem saraf simpatis "fight-or-flight" (ingin lari), menghasilkan sensasi tubuh seperti peningkatan detak jantung, mulut kering, dan pernapasan cepat. James dan Lange percaya bahwa gairah fisik menyebabkan pelabelan emosi (ketakutan).
Cannon-Bard Thepry of Emotion
Fisiolog Walter Cannon (1927) dan Philip Bard (1934) berteori bahwa emosi dan gairah fisiologis terjadi kurang lebih pada waktu yang bersamaan. Cannon, seorang ahli dalam mekanisme gairah simpatik, tidak merasakan bahwa perubahan fisik yang disebabkan oleh berbagai emosi cukup berbeda untuk memungkinkannya dianggap sebagai emosi yang berbeda.
Bard memperluas gagasan ini dengan menyatakan bahwa informasi sensorik yang masuk ke otak dikirim secara bersamaan (oleh talamus) ke korteks dan organ sistem saraf simpatik. Oleh karena itu, rasa takut dan reaksi-reaksi tubuh dialami pada saat yang sama—tidak satu demi satu. "Aku takut dan berlari dan terangsang!"
The Facial Feedback Hypothesis: Smile, You'll feel Better
Psikolog mengusulkan teori emosi yang konsisten dengan sebagian besar pemikiran asli Darwin. Disebut facial feedback hypothesis, penjelasan ini mengasumsikan bahwa ekspresi wajah memberikan umpan balik ke otak mengenai emosi yang diungkapkan, yang pada gilirannya tidak hanya mengintensifkan emosi tetapi juga sebenarnya menyebabkan emosi tersebut.
Cognitive Theories of Emotion
Cognitive Arousal Theory
Mengusulkan bahwa dua hal harus terjadi sebelum emosi terjadi: gairah fisik dan pelabelan gairah berdasarkan isyarat dari lingkungan sekitar. Kedua hal ini terjadi pada saat yang sama, menghasilkan pelabelan emosi.Misalnya, jika seseorang bertemu dengan anjing yang menggeram saat berjalan-jalan, gairah fisik (jantung berdebar kencang, mata terbuka lebar) disertai dengan pemikiran (kognisi) bahwa ini pasti ketakutan. Baru setelah itu orang tersebut akan mengalami ketakutan emosi.
Lazarus and The Cognitive-Mediational Theory of Emotion
Dalam teori ini, aspek terpenting dari setiap pengalaman emosional adalah bagaimana seseorang menginterpretasikan, atau menilai, stimulus yang menyebabkan reaksi emosional. Memediasi berarti "berada di antara", dan dalam teori ini, penilaian kognitif memediasi dengan datang di antara stimulus dan respons emosional terhadap stimulus itu.
Misalnya, orang yang bertemu dengan anjing yang menggeram saat berjalan melewati lingkungan menurut Lazarus penilaian situasi akan datang sebelum gairah fisik dan pengalaman emosi. Jika anjing itu berada di belakang pagar yang kokoh, penilaiannya akan menjadi sesuatu seperti "tidak ada ancaman". Tapi jika anjing tidak dikurung, penilaiannya kemungkinan besar adalah "binatang yang mengancam bahaya!" yang akan diikuti oleh peningkatan gairah dan pengalaman emosional ketakutan.
---
Mungkin sekian materi tentang emosi dan motivasi serta apa saja yang ada di dalam emosi dan motivasi yang dapat aku sampaikan, semoga dapat memberikan kalian gambaran tentang apa itu emosi dan motivasi, dan bisa membantu kalian untuk memahami ini. Sekian untuk kesempatan kali ini.
Terimakasih.
Comments
Post a Comment