Psikologi Umum II : Kognisi
Assalamualaikum Wr. Wb.
Haii haii semua,
Apa kabar nih kalian? Semoga baik-baik selalu ya!
Pada kesempatan kali ini, aku akan menjelaskan materi tentang kognisi. Nah, untuk yang penasaran sama kognisi silahkan disimak penjelasanku dibawah ini yaa!
-----
Pengertian Kognisi
Kognisi atau berpikir (dari kata Latin yang berarti "mengetahui"), merupakan suatu aktivitas mental yang terjadi di otak ketika seseorang memproses informasi, mengorganisasikannya, memahaminya, dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. Jenis pemikiran dibagi menjadi dua yaitu sistem 1 dan sistem 2, sistem ini mencirikan bagaimana cara kita berpikir dan juga memproses informasi.
- Sistem 1, yang melibatkan pengambilan keputusan cepat dan menggunakan jalan pintas kognitif, dipandu oleh kemampuan bawaan dan pengalaman pribadi kita.
- Sistem 2, yang relatif lambat, analitis, dan berbasis aturan, lebih bergantung pada pengalaman pendidikan formal kita.
Proses Berpikir
Mental Imagery
Gambar mental adalah gambar yang muncul dalam pikiran kita ketika kita sedang berpikir. Gambar mental merupakan salah satu dari beberapa alat yang digunakan dalam proses berpikir.
Concept and Prototypes
Konsep adalah ide yang mewakili kelas atau kategori objek, peristiwa, atau aktivitas. Orang menggunakan konsep untuk memikirkan objek atau peristiwa tanpa harus memikirkan semua contoh spesifik dari kategori tersebut. Sedangkan Prototipe adalah representasi kognitif untuk suatu kategori. Prototipe setiap individu akan selalu berbeda karena menyesuaikan dengan pengalaman, pengetahuan, dan juga budaya dari setiap individu.
Contohnya adalah ketika disuruh membayangkan sebuah makanan seperti sate, representasi tiap orang akan berbeda-beda. Orang yang lahir dan besar di budaya minang akan cenderung membayangkan sate padang sedangkan orang yang lahir dan besar di wilayah jawa akan cenderung membayangkan sate madura. Hal ini didasari dengan perbedan pengalaman, pengetahuan, dan juga budaya dari setiap orang.
Problem Solving and Decision-Making Strategies
Pemecahan masalah terjadi ketika suatu tujuan harus dicapai dengan berpikir dan berperilaku dengan cara tertentu. Pemecahan masalah adalah salah satu aspek pengambilan keputusan, atau mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih di antara beberapa alternatif.
1. Trial and Error
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan trial and error, yang juga dikenal sebagai solusi mekanis. Trial and error mengacu pada mencoba satu demi satu solusi hingga menemukan solusi yang berhasil. Contohnya ketika kita lupa dengan PIN kita, dan kita mencoba satu demi satu sampai menemukan kombinasi yang tepat.
2. Algoritme
Algoritme adalah prosedur langkah demi langkah yang spesifik untuk memecahkan jenis masalah tertentu. Algoritma akan selalu menghasilkan solusi yang tepat jika ada solusi yang tepat untuk ditemukan dan kita memiliki cukup waktu untuk menemukannya.
3. Heuristik
Heuristik, atau "aturan praktis", adalah aturan sederhana yang dimaksudkan untuk diterapkan pada banyak situasi. Meskipun algoritme sangat spesifik dan akan selalu menghasilkan solusi, heuristik adalah tebakan berdasarkan pengalaman sebelumnya yang membantu mempersempit kemungkinan solusi untuk suatu masalah. Beberapa jenis heuristik yaitu:
- Representativeness Heuristic: Asumsi bahwa setiap objek (atau orang) yang memiliki karakteristik mirip dengan anggota kategori tertentu juga merupakan anggota kategori itu.
- Availability Heuristic: Memperkirakan frekuensi atau kemungkinan dari sebuah acara berdasarkan seberapa mudahnya mengingat informasi yang relevan dari ingatan atau betapa mudahnya kita memikirkannya contoh terkait.
- Working Backward: Misalnya, jika anda ingin mengetahui jalan terpendek menuju kedai kopi baru di kota, anda sudah mengetahui tujuannya, yaitu menemukan kedai kopi tersebut. Mungkin ada beberapa cara untuk sampai ke sana dari rumah anda, dan beberapa lebih pendek dari yang lain. Dengan asumsi Anda memiliki alamat toko, bagi banyak orang, cara terbaik untukmenentukan rute terpendek adalah dengan mencari lokasi toko di peta Internet, GPS, atau ponsel cerdas dan membandingkan rute yang berbeda dengan cara bepergian.
4. Insight
Ketika solusi untuk suatu masalah muncul tiba-tiba di pikiran, itu disebut wawasan. Pada manusia, wawasan sering kali berbentuk “aha!”, solusinya sepertinya datang dalam sekejap. Wawasan sebenarnya bukanlah proses yang ajaib, meskipun bisa tampak seperti sihir. Yang biasanya terjadi adalah pikiran hanya mengatur ulang suatu masalah, terkadang saat orang tersebut memikirkan hal lain.
Problems Problem-Solving and Decision Making
Menggunakan wawasan untuk memecahkan masalah tidak selalu mudah. Terkadang solusi untuk suatu masalah tetap "di luar jangkauan" karena unsur-unsur masalahnya tidak tertata dengan baik atau karena orang terjebak dalam cara berpikir tertentu yang menjadi penghalang untuk memecahkan masalah. Tiga Hambatan Paling umum yaitu:
- Functional Fixedness: Satu kesulitan pemecahan masalah melibatkan pemikiran tentang objek hanya dalam kaitannya dengan kegunaan khasnya, yang merupakan fenomena yang disebut ketetapan fungsional.
- Mental Set: Kecenderungan orang untuk bertahan dalam menggunakan pola pemecahan masalah yang telah berhasil bagi mereka di masa lalu. Solusi yang berhasil di masa lalu cenderung menjadi solusi yang dicoba orang terlebih dahulu.
- Confirmation Bias: Kecenderungan untuk mencari bukti yang sesuai dengan keyakinan seseorang sambil mengabaikan bukti yang bertentangan. Ini mirip dengan set mental, kecuali bahwa yang dimaksud dengan "set" adalah keyakinan, bukan metode penyelesaian masalah.
Tidak setiap masalah dapat dijawab dengan menggunakan informasi yang sudah ada dan aturan logika dalam menerapkan informasi tersebut. Terkadang masalah membutuhkan cara yang sama sekali baru untuk melihat masalah atau solusi inventif yang tidak biasa.
- Pemikiran Konvergen: Metode logis pemecahan masalah yang telah dibahas selama ini didasarkan pada jenis pemikiran. Dalam pemikiran konvergen, suatu masalah dipandang hanya memiliki satu jawaban, dan semua jalur pemikiran pada akhirnya akan mengarah pada jawaban tunggal tersebut dengan menggunakan pengetahuan dan logika sebelumnya.
- Pemikiran Divergen: Kebalikan dari pemikiran konvergen. Di sini seseorang memulai pada satu titik dan memunculkan banyak ide atau kemungkinan yang berbeda.
Teori, Pengukuran, Perbedaan Kecerdasan Individu
Teori Kecerdasan
1. Spearman's G Factor
Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman, Ia melihat kecerdadan sebagai dua kemampuan yang berbeda. Untuk kecerdasan umum yaitu kemampuan menalar dan memecahkan masalah diberi label faktor g, sedangkan untuk kecerdasan khusus yaitu kemampuan tugas khusus di bidang tertentu seperti musik, bisnis, atau seni diberi label faktor s.
2. Gardner's Multiple Intelligence
Gardner percaya bahwa aspek kecerdasan mereka berbeda dan memiliki kemampuan masing-masing yang berbeda satu sama lain. Gardner menetapkan 9 jenis kecerdasan yaitu:
- Verbal/linguistic
- Musikal
- Matematika logika
- Visual/spasial
- Pergerakan
- Antarpribadi
- Intrapersonal
- Naturalis
- Eksistensialis
3. Stenberg's Triarchic
Robert Sternberg memiliki teori bahwa terdapat 3 jenis kecerdasan yang disebut teori kecerdasan triarchic.
- Kecerdasan analitis, yaitu mengacu pada kemampuan untuk memecah masalah menjadi bagian-bagian komponen. Atau secara singkat analisis yaitu untuk pemecahan masalah. Kecerdasan analisis merupakan jenis kecerdasan yang diukur dengan tes kecerdasan dan tes prestasi akademik.
- Kecerdasan kreatif, yaitu kemampuan untuk menghadapi konsep-konsep baru yang berbeda dan menemukan cara-cara baru untuk mecahkan masalah.
- Kecerdasan praktis, yaitu kemampuan menggunakan informasi untuk beradaptasi atau bergaul dalam kehidupan.
- Tata Bahasa: Tata bahasa adalah sistem aturan yang mengatur struktur dan penggunaan suatu bahasa.
- Fonem: Fonem adalah satuan dasar bunyi dalam suatu bahasa. Huruf a pada kata car adalah fonem yang sangat berbeda dengan huruf a pada kata day, meskipun huruf alfabetnya sama.
- Morfem: Morfem adalah satuan makna terkecil dalam suatu bahasa. Misalnya, kata playing terdiri dari dua morfem, play dan ing.
- Sintakis: Sintaksis adalah sistem aturan untuk menggabungkan kata dan frasa untuk membentuk kalimat yang benar secara tata bahasa. Sintaksis cukup penting, karena hanya campuran sederhana yang dapat menyebabkan kalimat disalahpahami sepenuhnya. Misalnya, “John menculik anak laki-laki” memiliki arti yang berbeda dengan “John, anak laki-laki yang diculik”, meskipun keempat kata tersebut sama.
- Semantik: Semantik adalah aturan untuk menentukan arti kata dan makna. Kalimat, misalnya, dapat memiliki makna semantik yang sama dengan sintaksis yang berbeda: “Johnny memukul bola” dan “bola dipukul oleh Johnny.”
- Pragmatig: Pragmatik bahasa berkaitan dengan aspek praktis komunikasi dengan orang lain, atau "kebaikan" sosial bahasa.
- Cooing: Pada usia sekitar 2 bulan, bayi mulai mengeluarkan bunyi seperti vokal.
- Babbling: Pada usia sekitar 6 bulan, bayi menambahkan bunyi konsonan pada vokal untuk mengeluarkan bunyi mengoceh, yang terkadang hampir terdengar seperti ucapan yang sebenarnya.
- One-Word Speech: Di suatu tempat sebelum atau sekitar usia 1 tahun, kebanyakan anak mulai mengucapkan kata-kata yang sebenarnya. Kata-kata ini biasanya merupakan kata benda dan mungkin tampak mewakili keseluruhan frasa makna.
- Telegraphic Speech: Sekitar satu setengah tahun, balita mulai merangkai kata-kata untuk membentuk kalimat pendek dan sederhana menggunakan kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
- Whole Sentences: Saat anak-anak melewati tahun-tahun prasekolah, mereka belajar menggunakan istilah tata bahasa dan menambah jumlah kata dalam kalimat mereka, hingga pada usia 6 tahun atau lebih mereka hampir fasih seperti orang dewasa, meskipun jumlah kata yang mereka ketahui masih terbatas jika dibandingkan dengan kosakata orang dewasa.
Comments
Post a Comment