Psikologi Umum II : Psikologi Sosial
Assalamualaikum Wr. Wb.
Haii haii semua,
Apa kabar nih kalian? Semoga baik-baik selalu ya!
Pada kesempatan kali ini, aku akan menjelaskan materi tentang Psikologi Sosial. Nah, untuk yang penasaran sama materi ini silahkan disimak penjelasanku dibawah ini yaa!
-----
Social Psychology
Studi ilmiah tentang bagaimana perilaku, pikiran, dan perasaan seseorang memengaruhi dan dipengaruhi oleh kelompok sosial. Psikologi Sosial merupakan ssalah satu bidang psikologi yang berfokus pada bagaimana perilaku seorang manusia pada lingkungan sosialnya.
Social Influence
Kehadiran orang lain untuk secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran setiap individu dalam suatu proses yang disebut pengaruh sosial.
- Conformity -
Mengubah perilaku sendiri agar lebih sesuai dengan tindakan orang lain. Solomon Asch (1951) mengumpulkan beberapa orang ke dalam satu ruangan. Kemudian dilakukan sebuah penelitian tentang tes psikologi secara visual. Lalu disajikan sebuah gambar garis utama yang dijejerkan garis A, B, dan C. Tugas para peserta adalah menjawab, garis mana yang sama dengan garis utama, garis A, B, atau C? Para orang suruhan sengaja menjawab salah. Ternyata, sebanyak 37 dari total 50 partisipan mengikuti jawaban dominan yang salah.
Terdapat 2 faktor yang membuat orang merasa perlu untuk menyesuaikan dirinya:
- Normative Social Influence: kebutuhan untuk bertindak dengan cara yang kita rasa akan membuat kita disukai dan diterima oleh orang lain. Kami menggunakan perilaku dan sikap orang lain sebagai "tongkat pengukur" kami tentang apa yang "normal". Kami kemudian menilai apa yang kami lakukan terhadap "norma" itu. Contohnya ketika kita mendengar suatu lelucon yang tidak kita mengerti namun semua orang tertawa sehingga kita ikut tertawa.
- Informational Social Influence: di mana kita mengambil petunjuk tentang bagaimana berperilaku dari orang lain ketika kita berada dalam situasi yang tidak jelas atau ambigu. Dalam hal ini, perilaku orang-orang di sekitar kita memberi kita informasi tentang bagaimana kita harus bertindak, sehingga kita menyesuaikan diri dengan tindakan mereka.
- Group Behavior -
- Groupthink : ketika orang-orang dalam kelompok merasa lebih penting untuk menjaga kekompakan kelompok daripada mempertimbangkan fakta secara realistis. Beberapa karakteristik dari grupthink yaitu:- Invulnerability : Members feel they cannot fail.- Rationalization : Members explain away warning signs and help each other rationalize their decision.- Lack of Instrospection : Members do not examine the ethical implications of their decision because they believe that they cannot make immoral choices.- Stereotyping : Members stereotype their enemies as weak, stupid, or unreasonable.- Pressure : Members pressure each other not to question the prevailing opinion.- Lack of Disagreement : Members do not express opinions that differ from the group consensus.- Self-deception : Members share in the illusion that they all agree with the decision.- Insularity : Members prevent the group from hearing disruptive but potentially useful information from people who are outside the group.
- Group Polarization : adalah kecenderungan anggota yang terlibat dalam diskusi kelompok untuk mengambil posisi yang agak ekstrim dan menyarankan tindakan yang lebih berisiko jika dibandingkan dengan individu yang tidak berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
- Social Facilitation and Social Loafing
- Social Facilitation : kecenderungan kehadiran orang lain berdampak positif pada pelaksanaan tugas yang mudah.
- Social Impairment : kecenderungan kehadiran orang lain berdampak negatif pada pelaksanaan tugas yang sulit.
- Social Loafing : kecenderungan orang untuk melakukan lebih sedikit upaya dalam tugas sederhana saat bekerja dengan orang lain dalam tugas itu.
- Deindividuation : Berkurangnya identitas pribadi, pengendalian diri, dan perasaan tanggung jawab pribadi yang dapat terjadi dalam kelompok.
- Foot-in-the-door technique : Meminta komitmen kecil dan, setelah mendapatkan kepatuhan, meminta komitmen yang lebih besar.
- Door-in-the-face technique : Meminta komitmen yang besar dan ditolak dan kemudian meminta komitmen yang lebih kecil.
- Lowball technique : Mendapatkan komitmen dari seseorang dan kemudian meningkatkan biaya komitmen itu.
- Cultural Differences in Compliance : Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dalam budaya kolektivistik (seperti Jepang) tidak begitu peduli untuk konsisten dengan perilaku sebelumnya karena mereka kurang fokus pada motivasi batin mereka daripada orang-orang dalam budaya individualistis (seperti Amerika Serikat), yang lebih peduli dengan motif batin dan konsistensi mereka.
- The ABC Model of Attitudes
Psikolog telah menemukan cara praktis untuk menggambarkan tiga komponen sikap (People think, feel, and act).
- Affective Component : adalah bagaimana perasaan seseorang terhadap objek, orang, atau situasi. Afek digunakan dalam psikologi untuk berarti "emosi" atau "perasaan", jadi komponen afektif adalah komponen emosional. Misalnya, beberapa orang mungkin merasa bahwa musik country menyenangkan dan membangkitkan semangat.
- Behavior Component : adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan orang, objek, atau situasi. Misalnya, seseorang yang merasa musik country itu menyenangkan kemungkinan besar akan mendengarkan stasiun musik country, membeli MP3 musik country, atau pergi ke konser musik country.
- Cognitive Component: adalah jalan seseorang berpikir tentang dirinya sendiri, suatu objek, atau situasi. Pikiran, atau kognisi ini, termasuk keyakinan dan gagasan tentang sikap fokus. Misalnya pecinta musik country mungkin percaya bahwa musik country lebih unggul dari bentuk musik lainnya.
- Attitude Formations
Pendirian sikap adalah hasil dari sejumlah pengaruh yang berbeda hanya dengan satu kenyamanan, yaitu semuanya adalah bentuk pembelajaran.
- Direct Contact: Salah satu cara di mana sikap terbentuk adalah dengan kontak langsung dengan orang, ide, situasi, atau objek yang menjadi sikap fokus.
- Direct Instruction : Cara lain pembentukan sikap adalah melalui instruksi langsung, baik oleh orang tua atau orang lain.
- Interaction with Others: terkadang sikap terbentuk karena orang tersebut berada di sekitar orang lain dengan sikap itu.
- Vicarious Conditioning (observational learning) : Banyak sikap yang dipelajari melalui pengamatan terhadap tindakan dan reaksi orang lain terhadap berbagai objek, orang, atau situasi.
- Source
- Message
- Target Audience
- Medium
- Elaboration likelihood model : adalah model persuasi yang menyatakan bahwa orang akan menguraikan tentang pesan persuasif atau gagal menguraikan di atasnya dan bahwa tindakan di masa depan dari mereka yang menguraikan lebih banyak prediksi daripada yang tidak mereka lakukan.
- Central-route processing : jenis pemrosesan informasi yang melibatkan dan memperhatikan konten dari pesan itu sendiri
- Peripheral-route processing : adalah jenis pemrosesan informasi yang melibatkan dan memperhatikan faktor-faktor yang tidak terlibat dalam pesan, seperti penampakan sumber pesan, panjang pesan, dan faktor nonkonten lainnya.
- Ubah perilaku mereka yang bertentangan agar sesuai dengan sikap mereka.
- Ubah kognisi mereka saat ini yang saling bertentangan untuk membenarkan perilaku mereka.
- Bentuk kognisi baru untuk membenarkan perilaku mereka.
- Social Categorization : penugasan seseorang baru saja bertemu dengan kategori berdasarkan karakteristik yang dimiliki orang baru umum dengan orang lain dengan siapa seseorang memiliki pengalaman di masa lalu.
- Implicit Personality Theories: set asumsi tentang betapa berbedanya jenis orang, sifat kepribadian, dan tindakan saling berhubungan.
- Causes of Behavior: Teori atribusi awalnya dikembangkan oleh psikolog sosial Fritz Heider (1958) sebagai cara untuk tidak hanya menjelaskan mengapa sesuatu terjadi tetapi juga mengapa orang memilih penjelasan tertentu tentang perilaku yang mereka lakukan. Ada pada dasarnya dua jenis penjelasan—yang melibatkan penyebab eksternal dan yang yang menganggap bahwa penyebabnya adalah internal :
- Situasional Cause : penyebab perilaku yang dikaitkan dengan faktor eksternal, seperti keterlambatan, tindakan orang lain, atau aspek lain dari situasi.
- Dispositional Cause : penyebab perilaku yang dikaitkan dengan faktor internal seperti kepribadian atau karakter. - Fundamental Attributin Error: Suatu kecenderungan untuk melebih-lebihkan pengaruh faktor internal dalam menentukan perilaku dan meremehkan faktor situasional atau eksternal. Dengan kata lain, overestimate pada karakteristik internal dan underestimare faktor eksternal.
- Origins of Prejudice
- Overcoming Prejudice
- Physical Attractiveness : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecantikan fisik adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi pilihan individu untuk memilih orang yang ingin mereka kenal lebih baik, meskipun faktor lain mungkin menjadi lebih penting pada tahap hubungan selanjutnya.
- Proximity-close to you : Kedekatan mengacu pada secara fisik berada di dekat orang lain. Satu teori tentang mengapa kedekatan begitu penting melibatkan gagasan pengulangan. Semakin banyak orang mengalami sesuatu, apakah itu lagu, gambar, atau seseorang, semakin mereka cenderung menyukainya. Ketika orang-orang berada dalam kedekatan fisik satu sama lain, paparan berulang dapat meningkatkan daya tarik mereka satu sama lain.
- Birds of a feather-similarity : Kedekatan tidak menjamin ketertarikan, sama seperti daya tarik fisik tidak menjamin hubungan jangka panjang. Orang cenderung suka berada di sekitar orang lain yang serupa dengan mereka dalam beberapa hal. Semakin banyak orang menemukan mereka memiliki kesamaan dengan orang lain—seperti sikap, kepercayaan, dan minat—semakin mereka cenderung tertarik pada orang lain. Kesamaan sebagai faktor dalam hubungan masuk akal jika dilihat dari segi validasi keyakinan dan sikap seseorang.
- Reciprocity of liking : kecenderungan orang untuk menyukai orang lain yang menyukai mereka sebagai balasannya.
- Interpersonal relations online : para peneliti menemukan bahwa orang muda yang sudah mengalami hubungan sosial yang positif menggunakan situs online untuk meningkatkan hubungan yang sama, bertentangan dengan pandangan stereotip bahwa orang yang tidak kompeten secara sosiallah yang akan tertarik.
- Intimacy : dalam pandangan Sternberg, mengacu pada perasaan kedekatan yang dimiliki seseorang untuk orang lain atau perasaan memiliki ikatan emosional yang erat dengan orang lain. Keintiman dalam hal ini bukan fisik tetapi psikologis.
- Passion : adalah aspek fisik dari cinta. Gairah mengacu pada emosional dan seksual gairah yang dirasakan seseorang terhadap orang lain. Berpegangan tangan, penampilan yang penuh kasih, dan pelukan semuanya bisa menjadi bentuk gairah.
- Commitment : melibatkan keputusan yang dibuat seseorang tentang suatu hubungan. Contoh keputusan jangka pendek, "Saya pikir saya sedang jatuh cinta." Contoh keputusan jangka panjang adalah, "Saya ingin bersama orang ini selama sisa hidup saya."
- Romantic Love : jenis cinta yang terdiri dari keintiman dan gairah. Cinta romantis sering menjadi dasar untuk hubungan yang lebih langgeng. Dalam banyak budaya Barat, yang ideal hubungan dimulai dengan menyukai, kemudian menjadi cinta romantis sebagai gairah ditambahkan ke bercampur, dan akhirnya menjadi bentuk cinta yang lebih abadi saat komitmen dibuat.
- Companionate Love : jenis cinta yang terdiri dari keintiman dan komitmen. Dalam cinta persahabatan, orang-orang yang saling menyukai, merasa dekat secara emosional satu sama lain, dan memahami motif satu sama lain telah membuat komitmen untuk hidup bersama, biasanya dalam hubungan pernikahan. Cinta sahabat sering kali ikatan yang mengikat pernikahan bersama selama bertahun-tahun mengasuh anak, membayar tagihan, dan mengurangi gairah fisik.
- The Power of Social Roles : Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengambil peran sosial tertentu, seperti seorang prajurit, dapat menyebabkan peningkatan perilaku agresif. Peran sosial adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang berada dalam posisi sosial tertentu. Eksperimen yang dilakukan oleh psikolog sosial terkenal Philip Zimbardo di Universitas Stanford pada tahun 1971 tentang peran sosial.
- Violence in The Media and Aggression : Studi awal Bandura di mana anak-anak kecil melihat video model agresif adalah salah satu upaya pertama untuk menyelidiki pengaruh kekerasan di media terhadap perilaku agresif anak. Sejak itu, para peneliti telah meneliti dampak kekerasan televisi dan media lainnya terhadap perilaku agresif anak-anak berbagai usia. Kesimpulannya semuanya serupa: Anak-anak yang terpapar tinggi tingkat media kekerasan lebih agresif daripada anak-anak yang tidak.
- Altruism : perilaku prososial yang dilakukan tanpa harapan imbalan dan mungkin melibatkan resiko merugikan diri sendiri.
- Why People Wont Help
- Bystander effect mengacu pada temuan bahwa kemungkinan pengamat (seseorang) mengamati suatu peristiwa dan cukup dekat untuk menawarkan bantuan) untuk membantu seseorang dalam kesulitan berkurang karena jumlah pengamat meningkat. Jika hanya satu orang yang berdiri, orang itu jauh lebih mungkin untuk membantu daripada jika ada orang lain, dan penambahan setiap baru pengamat semakin mengurangi kemungkinan membantu.
- Diffusion of responsibility terjadi ketika seseorang gagal untuk bertanggung jawab atas tindakan atau untuk kelambanan karena kehadiran dari orang lain yang terlihat berbagi tanggung jawab.
Comments
Post a Comment