Psikologi Umum II : Terapi Psikologis
Assalamualaikum Wr. Wb.
Haii haii semua,
Apa kabar nih kalian? Semoga baik-baik selalu ya!
Gak terasa ya, ini adalah blog terakhir dari Psikologi Umum II. Pada kesempatan kali ini, aku akan menjelaskan materi tentang Terapi Psikologis. Nah, untuk yang penasaran sama materi ini silahkan disimak penjelasanku dibawah ini yaa!
---
Treatment of Psychological Disorders : Past to Present
Pada akhir 1700-an, orang yang menderita penyakit mental yang parah kadang-kadang dianggap kerasukan setan atau roh jahat. Dan pengobatan yang dilakukan untuk menyingkirkan orang dari roh-roh ini sangat kejam dan mematikan. Pada pertengahan abad ke-16, Rumah Sakit Bethlehem di London diubah menjadi rumah sakit jiwa, namun nyatanya, rumah sakit ini hanya menjadi tempat peralihan dari perlakuan tidak manusiawi itu. Pada tahun 1739, Philippe Pinel memberikan "moral treatment" kepada penderita gangguan mental di La Bicêtre Asylum Paris.
Saat ini, pengobatan gangguan psikologis menggunakan metode terapi/therapy yaitu metode pengobatan yang dilakukan untuk membuat seseorang merasa lebih baik dan berfungsi secara efektif. dan terapi dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1. Psychotherapy
Psikoterapi didasarkan pada teori dan teknik psikologis; orang memberitahu terapis tentang masalah mereka, dan terapis mendengarkan dan mencoba membantu mereka memahami masalah tersebut atau membantu mereka dalam mengubah perilaku yang terkait dengan masalah tersebut. Dalam psikoterapi terbagi lagi menjadi dua jenis metode, yaitu:
- Insight Therapy yang difokuskan pada memahami motif dan tindakan seseorang,
- Action Therapy yang memfokuskan pada perubahan perilaku bukan sekedar alasan dari perilaku tersebut.
Pada penggunaannya, banyak psikologis professional menggunakan kombinasi dari insight therapy dan action therapy sebagai satu kesatuan.
2. Biomedical Therapies
Terapi Biomedis menggunakan intervensi medis untuk mengendalikan gejala psikologis. Terapi biomedis termasuk penggunaan obat-obatan, metode bedah, perawatan sengatan listrik, dan teknik stimulasi non-invasif.
Penting untuk dipahami bahwa terapi biomedis sering menghilangkan atau meringankan gejala gangguan, sementara psikoterapi menangani masalah yang terkait dengan gangguan tersebut, dan ketika digunakan bersama-sama, kedua jenis terapi ini saling memfasilitasi.
Psychoanalysis
Metode psikoanalisis disampaikan oleh Freud, dimana pada saat itu Freud percaya bahwa pasiennya menggunakan pikiran alam bawah sadar untuk mencegah kecemasan sehingga pikiran tidak akan mudah dibawa menuju ke kesadaran.
Freud menyatakan bahwa pasien yang mengalami gangguan mental menggunakan pikiran bawah sadar untuk mengatasi kecemasan. Psikoanalisis merupakan metode yang dirancang Freud untuk membantu pasiennya merasa lebih rileks, terbuka, dan dapat mengeksplorasi perasaan mereka tanpa rasa malu.
Terapi ini menekankan pengungkapan konflik bawah sadar, dorongan, dan keinginan yang menyebabkan perilaku dan emosi tidak teratur.
1. Dream Interpretation
Teknik yang digunakan agar pasien mengungkapkan informasi dalam pikiran bawah sadar disebut dream interpretation. Freud percaya bahwa materi yang ditekan akan sering muncul di mimpi, meskipun dalam bentuk simbiolis. Isi manifes dari mimpi tersebut yaitu tentang mimpi dan peristiwanya, tetapi latennya adalah makna simbiolis yang tersembunyi dari mimpi tersebut. Materi ini disebut latent content.
2. Free Association
Metode asosiasi bebas merupakan salah satu teknik lain untuk mengungkapkan pikiran bawah sadar yang dirancang oleh rekan kerja Freud yaitu Josef Breuer. asien Breur didorong untuk bebas mengatakan apa pun yang terlintas didalam pikiran mereka tanpa takut dievaluasi secara negatif atau dikutuk. Ketika pasien berbicara, mereka mulai mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan alur gagasan mereka dan mengungkapkan apa yang menurut Breur sebagai sesuatu yang tersembunyi dan tidak disadari.
3. Resistance and Transference
Resistance: kondisi dimana pasien menjadi enggan berbicara mengenai topik tertentu dengan mengubah topik pembicaraan atau diam.
Transference: kondisi dimana pasien mengekspresikan perasaan positif dan negatif di masa lalu melalui terapis. Tak jarang terapis juga akan mengalami kontratransfersi, kondisi dimana terapis memiliki reaksi transfersi sehingga membutuhkan pengawasan rekan dan profesional.
Evaluation of Psychoanalysis and Psychodynamic Approaches
- Psychodynamic Therapy -
Merupakan istilah baru dan umum untuk terapi berdasarkan psikoanalisis dengan teknik penekanan pada tranferensi, waktu yang lebih singkat, dan pendekatan langsung.
- Interpersonal Psychotherapy (IPT) -
Bentuk terapi depresi yang menggabungkan beberapa pendekatan dan berfokus pada masalah pribadi. Terapi ini menggabungkan aspek terapi humanistik dan cognitive-behavioral.
Humanistic Therapies
Humanictic Therapies berfokus pada pengalaman emosi serta kesadaran diri secara langsung dan subjektif. Dengan menekankan pada pilihan yang dibuat individu dan potensi dalam mengubah perilaku.
1. Rogers Person-Centered Therapy
Rogers menyatakan tiap individu harus memiliki real self (bagaimana orang melihat sifat dan kemampuan mereka yang sebenarnya) dan ideal self (bagaimana orang berpikir mereka seharusnya). Agar kedua konsep diri ini cocok, diperlukan unconditional positive regard (cinta, kehangatan, rasa hormat, dan kasih sayang tanpa syarat). Tujuan terapis adalah memberikan hal tanpa syarat tersebut untuk membantu pasien mengenali perbedaan real self dan ideal self. Terdapat 3 elemen kunci yang diperlukan dalam setiap hubungan orang-terapis yang sukses yaitu:
- Authenticity : Terapis harus menunjukkan otentisitas secara tulus, terbuka, dan jujur tanggapan kepada individu. Lebih mudah bagi beberapa profesional "bersembunyi" di balik peran terapis, seperti yang sering terjadi dalam psikoanalisis sehingga tidak boleh menghakimi perbedaan.
- Unconditional Positive Regard : Terapis harus membuat suasana hangat, menerima, sama sekali tidak kritis. Memiliki rasa hormat terhadap individu dan perasaan, nilai, dan tujuan, meskipun berbeda dari terapis, disebut hal positif tanpa syarat.
- Empathy : Terapis harus mampu mengakui apa yang orang rasakan dan alami dengan menggunakan semacam pemahaman yang disebut empati. Ini melibatkan mendengarkan dengan cermat dan apa yang dikatakan individu dan mencoba merasakan apa yang mereka rasakan tanpa mencampur dengan perasaan sendiri.
Reflection : Teknik dimana terapis menyatakan kembali apa yang dikatakan klien tanpa menafsirkan sendiri pertanyaan tersebut.
Motivational Interviewing
Jenis dari Person-Centered Therapy dengan melakukan wawancara pada klien dengan tujuan mengurangi ambivalensi dan meningkatkan motivasi intrinsik untuk membawa perubahan. Terdiri dari 4 proses:
- Engaging: Menarik klien untuk meningkatkan aliansi kerja terapeutik
- Focusing: Fokus pada tujuan dan arah konseling
- Evoking: Membangkitkan dan memunculkan motivasi klien
- Planning: Perenacanaan pada perubahan
Gestalt Therapy
Pendiri metode terapi ini adalah Fritz Perls, yang percaya bahwa masalah orang sering berasal dari menyembunyikan bagian penting dari perasaan mereka dari diri mereka sendiri. Jika beberapa bagian dari kepribadian seseorang bertentangan dengan apa yang dikatakan masyarakat, orang tersebut mungkin menyembunyikan aspek itu di balik "topeng" palsu dari perilaku yang dapat diterima secara sosial. Seperti yang terjadi dalam teori Rogers ketika diri yang nyata dan ideal tidak cocok, dalam teori Gestalt orangnya mengalami ketidakbahagiaan dan ketidaksesuaian ketika batin tidak cocok dengan topengnya.
Terapis Gestalt memberikan perhatian pada bahasa tubuh serta peristiwa yang terjadi dalam kehidupan klien di waktu terapi. Tidak seperti psikoanalisis, yang berfokus pada masa lalu yang tersembunyi, terapi Gestalt berfokus pada masa lalu yang ditolak. Terapis Gestalt tidak berbicara tentang pikiran bawah sadar.
Behavior Therapies
Konsep dasar behaviorisme yaitu bahwa semua perilaku abnormal dipelajari melalui proses pengkondisian klasik yang sama. Berbeda dengan terapi psikodinamik dan humanistik, terapi behaviorisme lebih didasarkan pada tindakan daripada wawasan. Beberapa macam behavior therapies yaitu:
Theraphies Based on Classical Conditioning
1. Systematic Desensitization
Systematic Desensitization yaitu terapis yang memandu klien melalui serangkaian langkah yang dimaksudkan untuk mengurangi rasa takut dan kecemasan, biasanya digunakan untuk mengobati gangguan fobia. Terdapat tiga langkah dalam proses ini, yaitu:
- First, klien harus belajar relaks melalui latihan relaksasi otot dalam
- Second, klien dan terapis menyusun daftar, dimulai dengan objek atau situasi yang menghasilkan tingkat ketakutan terbesar
- Last, dibawah bimbingan terapis, klien mulai dari item pertama dalam daftar yang menyebabkan ketakutan lalu melihatnya, memikirkannya, atau benar-benar menghadapinya, tetap dalam keadaan santai.
2. Aversion Therapy
Aversion Therapy adalah cara lain untuk menggunakan pengkondisian klasik dengan mengurangi frekuensi perilaku yang tidak diinginkan, seperti merokok atau makan berlebihan, dengan mengajarkan klien untuk memasangkan stimulus permusuhan (tidak menyenangkan) dengan stimulus yang menghasilkan respons yang tidak diinginkan.
3. Exposure Therapy
Exposure Therapy merupakan teknik terapi yang memperkenalkan klien pada situasi dibawah kondisi yang dikendalikan dengan baik, yang berkaitan dengan kekhawatiran atau rasa takut. Metode eksposur dapat memperkenalkan stimulus yang ditakuti secara bertahap atau cukup tiba-tiba.
Eksposur bertahap atau bertingkat melibatkan klien dan terapis yang mengembangkan hierarki ketakutan seperti dalam desensitisasi sistematis. Eksposur dimulai pada peristiwa yang paling tidak ditakuti dan berlanjut hingga yang paling ditakuti, mirip dengan desensitasi. Berikut terdapat beberapa jenis exposure therapy, yaitu:
- Eye-movement desensitization and reprocessing/ EMDR adalah terapi berbasis paparan yang terkadang digunakan dalam pengobatan PTSD. Seperti yang awalnya dirumuskan, ini melibatkan imajinal singkat dan berulang, pemrosesan ulang kognitif dan desensitisasi peristiwa menakutkan, dan gerakan mata yang cepat atau rangsangan bilateral lainnya.
- Prolonged exposure/ PE adalah terapi primer untuk pengobatan PTSD yang menggabungkan metode eksposur dan komponen yang teradap dalam cognitive-behavioral therapy. Pendekatan ini melibatkan empat komponen utama. Tujuan pengobatan adalah untuk membantu individu mendekati ingatan dan rangsangan yang mereka takuti atau hindari untuk mengatasi kecemasan mereka dan untuk memproses emosi yang terkait dengan trauma.
- Exposure and response prevention/ EX/RP adalah terapi paling efektif untuk mengobati OCD. Terapi ini mendorong individu dengan OCD untuk secara bertahap dan teratur mengekspos diri mereka pada hal-hal yang memicu obsesi pikiran mereka tetapi tidak terlibat dalam tindakan atau proses kompulsif khas mereka.
Teknik pengkondisian operan meliputi penguatan, pemadaman, pembentukan, dan pemodelan untuk mengubah frekuensi perilaku sukarela. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi frekuensi perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan frekuensi respons yang diinginkan.
1. Modeling
Penggunaan pemodelan sebagai terapi didasarkan pada karya Albert Bandura yang menyatakan bahwa seseorang dengan ketakutan tertentu atau seseorang yang perlu mengembangkan keterampilan sosial dapat belajar melakukannya dengan melihat orang lain (model) menghadapi ketakutan tersebut atau menunjukkan keterampilan sosial yang dibutuhkan.
Klien didorong oleh terapis untuk meniru model secara bertahap, langkah demi langkah yang sama. Modelnya bisa berupa seseorang yang benar-benar hadir di ruangan yang sama dengan klien atau seseorang yang dilihat di video.
2. Using Reinforcement
Terapi ini menekankan penguatan dari respons dengan mengikuti beberapa konsekuensi yang menyenangkan (penguatan positif) atau penghapusan stimulus yang tidak menyenangkan (penguatan negatif). Penguatan kedua jenis ini dapat membentuk dasar untuk pengobatan orang dengan masalah perilaku. Terdapat beberapa jenis terapi yang menggunakan metode penguatan, yaitu:
- Token Economy : Objek yang dikenal sebagai token dapat ditukar dengan makanan, permen, camilan, atau hak istimewa. Klien mendapatkan token untuk berperilaku dengan benar atau mencapai tujuan perilaku dan kemudian dapat menukar token tersebut untuk hal-hal yang mereka inginkan.
- Contingency Contract : Perjanjian formal antara terapis dan klien di mana tanggung jawab dan tujuan kedua belah pihak dinyatakan dengan jelas. Kontrak seperti itu berguna dalam mengobati masalah tertentu seperti kecanduan narkoba, masalah pendidikan, dan gangguan makan.
3. Using Extinction
Kepunahan melibatkan penghapusan penguat untuk mengurangi frekuensi respon tertentu. Dalam memodifikasi perilaku, extinction operant menghilangkan perhatian seseorang dari orang tersebut ketika orang itu terlibat dalam perilaku yang tidak pantas atau tidak diinginkan.
Dengan anak-anak, penghapusan perhatian ini mungkin suatu bentuk time-out, di mana seseorang dikeluarkan dari situasi yang memberikan penguatan untuk perilaku yang tidak diinginkan, biasanya dengan ditempatkan di sudut yang tenang atau ruangan yang jauh dari kemungkinan perhatian.
4. Behavioral Activation
Aktivasi perilaku adalah intervensi berbasis operan yang telah berhasil digunakan untuk depresi. Individu dengan depresi dapat membatasi keterlibatan mereka dengan orang lain atau aktivitas khas yang biasanya mereka lakukan.
Perilaku menghindar ini membatasi kesempatan mereka untuk diperkuat secara positif melalui kegiatan sosial atau pengalaman yang menyenangkan. Aktivasi perilaku melibatkan pengenalan kembali individu ke lingkungan dan rutinitas reguler mereka sebagai salah satu cara untuk meningkatkan peluang untuk penguatan positif.
Cognitive Therapies
Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron T. Beck dan difokuskan untuk membantu orang mengubah cara berpikir mereka. Teori kognitif berfokus pada pemikiran yang menyimpang dan keyakinan yang tidak realistis yang mengarah pada perilaku maladaptif, terutama distorsi yang berkaitan dengan depresi.
Tujuan dari terapi kognitif adalah untuk membantu klien menguji dengan cara yang lebih objektif dan ilmiah, kebenaran keyakinan, dan asumsi mereka, serta atribusi mereka mengenai perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain dalam hidup mereka.
1. Beck's Cognitive Therapy
Terapi kognitif berfokus pada distorsi pemikiran. Ada beberapa distorsi pemikiran lebih umum yang dapat menciptakan hal negatif, perasaan, dan keyakinan yang tidak realitis pada orang, antara lain :
- Arbitrary inference : atau dapat disebut “langsung mengambil kesimpulan tanpa bukti”. Sewenang-wenang berarti memutuskan sesuatu berdasarkan tidak lebih dari keinginan. Contoh: “Suzy membatalkan kencan makan siang kita, saya berani bertaruh dia sedang berkencan dengan orang lain!”.
- Selective Thinking : Dalam berpikir selektif, seseorang hanya berfokus pada satu aspek dari suatu situasi, tidak mengabaikan faka-fakta relevan lain yang mungkin membuat situasinya tampak kurang negatif. Contoh: dosen Peter memuji makalah yang telah dibuatnya, tetapi memberikan satu komentar mengenai perlunya memeriksa tanda baca pada makalahnya. Peter menganggap bahwa makalah yang dibuat jelek dan dosennya tidak menyukainya, sehingga Peter mengabaikan pujian yang lain dan komentar positif.
- Overgeneralization : Seseorang menarik kesimpulan menyeluruh dari suatu peristiwa yang dihadapinya dan kemudian berasumsi bahwa kesimpulan itu berlaku untuk bidang kehidupan yang tidak memiliki hubungan dengan peristiwa sebenarnya, serta cenderung membuat kesimpulan bahwa satu hal yang pernah terjadi pada dirinya akan terjadi kembali secara berulang kali. Contoh: “Saya dimarahi oleh bos saya. Pacar saya akan putus dengan saya dan menendang saya keluar dari apartemen — saya akan berakhir tinggal di sebuah van di tepi sungai".
- Magnification and Minimization : Seseorang mengeluarkan hal-hal buruk secara tidak proporsional sementara tidak menekankan hal-hal yang baik. Contoh: seseorang yang selalu mendapatkan nilai bagus pada setiap ujiannya percaya bahwa jika mendapatkan nilai yang rendah pada sebuah kuis terakhir berarti dia tidak akan berhasil di sekolah.
- Personalization : Seorang individu bertanggung jawab atau disalahkan atas peristiwa yang tidak benar-benar berhubungan dengan individu tersebut. Contoh: ketika ibu Arvan pulang ke rumah dengan suasana hati yang buruk karena sesuatu terjadi di termpat kerjanya, Arvan langsung berasumsi bahwa ibunya marah kepadanya.
Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
Berfokus pada masa kini daripada masa lalu (seperti behaviorisme) tetapi juga mengasumsikan bahwa orang berinteraksi dengan dunia lebih dari sekedar reaksi otomatis terhadap rangsangan eksternal. Orang-orang mengamati dunia dan orang-orang di dunia sekitar mereka, membuat asumsi dan kesimpulan berdasarkan pengamatan atau kognisi tersebut, dan kemudian memutuskan bagaimana merespons.
CBT memiliki tiga elemen dasar yaitu kognisi mempengaruhi perilaku, kognisi dapat diubah, dan perubahan perilaku dapat dihasilkan dari perubahan kognitif. Terapis perilaku kognitif juga dapat menggunakan salah satu alat yang digunakan terapis perilaku untuk membantu klien mengubah tindakan mereka.
Tiga tujuan dasar dari setiap terapi kognitif-perilaku yaitu:
- Meredakan gejala dan membantu klien mengatasi masalahnya
- membantu klien mengembangkan strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di masa depan
- Membantu klien mengubah cara berpikir mereka dari irasional, pemikiran yang merugikan diri senidri menjadi pemikiran yang lebih rasional, membantu diri sendiri dan berpikir positif.
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Albert Ellis mengusulkan versi CBT yang disebut terapi perilaku emosional rasional (REBT), dimana klien diajarkan cara untuk menentang keyakinan irasional mereka sendiri dengan lebih rasional dan membantu.
Ada beberapa contoh keyakinan irasional yaitu:
- Setiap orang harus mencintai dan menyetujui saya (jika tidak, saya buruk dan tidak dapat dicintai)
- Ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang diinginkan dan direncanakan, itu mengerikan dan akan sangat terganggu.
Group Therapies
Terapi kelompok merupakan alternatif terapi individu, di mana klien dan terapis memiliki sesi pribadi, satu-satu, dan nantinya sekelompok klien dengan masalah yang sama berkumpul bersama-sama untuk mendiskusikan masalah mereka di bawah bimbingan terapis tunggal.
Terapi kelompok dapat dilakukan dengan beberapa cara. Terapis dapat menggunakan salah satu dari wawasan atau terapi kognitif-perilaku, meskipun berpusat pada orang. Gestalt dan terapi behavior tampaknya bekerja lebih baik dalam pengaturan kelompok daripada psikodinamik dan kognitif.
1. Family Conseling
Salah satu bentuk terapi kelompok adalah konseling keluarga atau terapi keluarga, di mana semua anggota keluarga yang mengalami beberapa jenis masalah—masalah perkawinan, masalah disiplin anak, atau persaingan saudara kandung, dilihat oleh terapis sebagai sebuah kelompok.
Tujuan dalam terapi keluarga adalah untuk menemukan cara-cara yang tidak sehat di mana anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dan mengubah cara-cara tersebut menjadi lebih sehat, lebih sarana interaksi yang produktif.
2. Self-Help Group
Banyak orang mungkin merasa bahwa terapis yang tidak akan mampu untuk benar-benar memahami situasi mereka dan mereka mungkin juga merasa bahwa seseorang yang telah mengalami kecanduan dan dipukuli lebih mampu memberikan bantuan nyata. Terapis juga sering kekurangan pasokan, dan mereka membebankan biaya untuk memimpin sesi terapi kelompok. Inilah alasan beberapa orang memilih untuk bertemu dengan orang lain yang memiliki masalah yang mirip dengan mereka sendiri, tanpa terapis yang bertanggung jawab.
Support group atau kelompok pendukung biasanya dibentuk di sekitar suatu masalah tertentu. Beberapa contoh kelompok pendukung adalah Alcoholics Anonymous, Overeaters Anonymous, dan Narcotics Anonymous.
Psychotherapy Effectiveness
Pada 1950-an, Hans Eysenck melakukan salah satu studi paling awal tentang efektivitas terapi. Kesimpulannya adalah orang yang menerima psikoterapi tidak pulih lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak melakukan psikoterapi.
Beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan psikoterapi yaitu:
- Therapeutic Alliance
- Opportunity for Catharsis
- Learning and Practice of New Behavior
- Positive Experiences for The Client
Biomedical Therapies
Sama seperti terapis yang terlatih dalam psikoanalisis lebih cenderung menggunakan teknik, seorang terapis yang perspektifnya tentang kepribadian dan perilaku biologis kemungkinan besar akan beralih ke teknik medis untuk mengelola perilaku yang tidak teratur. Terapi biomedis terbagi menjadi beberapa pendekatan dan dapat terdiri dari terapi obat, terapi kejut, perawatan bedah, atau teknik stimulasi noninvasif.
1. Psychopharmacology
Penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan atau meredakan gejala gangguan psikologis disebut psikofarmakologi. Meskipun obat ini kadang-kadang digunakan sendiri, mereka lebih sering dikombinasikan dengan beberapa bentuk psikoterapi dan hasilnya lebih efektif. Ada 4 kategori dasar obat-obatan yang digunakan yaitu:
- Antipsychotic Drugs : Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gejala psikotik, seperti halusinasi, delusi, dan perilaku aneh, disebut obat antipsikotik.
- Antianxiety Drugs : Obat anti-kecemasan tradisional adalah obat penenang ringan atau benzodiazepin seperti Xanax, Ativan, dan Valium.
- Mood-Stabilizing Drugs : Selama bertahun-tahun, pengobatan pilihan untuk gangguan bipolar dan episode mania adalah lithium.
- Antidepressant Drugs : Obat yang digunakan dalam pengobatan depresi.
2. Electrocovulsive Therapy
ECT melibatkan pengiriman kejutan listrik ke salah satu sisi atau kedua sisi kepala seseorang, mengakibatkan kejang dan pelepasan banjir neurotransmiter di otak. Hasilnya adalah perbaikan suasana hati yang hampir seketika, dan ECT digunakan tidak hanya pada kasus depresi berat yang tidak merespon pengobatan obat atau psikoterapi, atau di mana efek samping obat tidak dapat diterima, tetapi juga dalam pengobatan beberapa gangguan berat lainnya, seperti skizofrenia dan mania berat, yang tidak merespon pengobatan alternatif.
ECT hari ini jauh lebih terkontrol dan manusiawi. Ini hanya digunakan untuk mengobati gangguan parah, dan persetujuan tertulis dan diinformasikan diperlukan di sebagian besar negara bagian. ECT telah ditemukan paling berguna untuk depresi berat yang tidak menanggapi pengobatan atau psikoterapi dan dalam kasus di mana bunuh diri adalah kemungkinan nyata atau telah dicoba.
Tetapi ECT memili efek samping yaitu mempengaruhi memori dan menyebabkan amnesia retrograde. Saat ini ECT sedang dalam proses untuk mengurangi sebanyak mungkin efek samping. Pasien modern diberikan relaksan otot untuk mengurangi efek kejang serta obat bius dengan jangka yang sangat pendek.
3. Psychosurgery
- Lobotomi Pre Frontal
Salah satu teknik psikosurgery paling awal dan paling terkenal adalah lobotomi pre frontal, di mana koneksi korteks prefrontal ke area lain dari otak terputus. Lobotomi dikembangkan pada tahun 1935 oleh ahli saraf Portugis Dr. Antonio Egas Moniz.
- Lobotomi Transorbital
Walter Freeman dan James W. Watts memodifikasi teknik Moniz dan mengembangkan prosedur yang disebut lobotomi transorbital, di mana instrumen yang menyerupai pemecah es, yang disebut leukotome, dimasukkan melalui bagian belakang rongga mata dan masuk ke otak untuk memutuskan serat otak.
- Bilateral Cingulotomi Anterior
Cingulotomi relatif jarang dan hanya digunakan sebagai upaya terakhir, tetapi mereka telah terbukti efektif dalam beberapa kasus gangguan depresi mayordan gangguan obsesif-kompulsif yang tidak menanggapi teknik terapi lainnya.
4. Emerging Technologies
- Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (rTMS)
- Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS)
- Deep Brain Stimulation (DBS)
---
Mungkin sekian materi tentang terapi psikologis serta apa saja yang ada di dalam terapi psikologis yang dapat saya sampaikan, semoga dapat memberikan gambaran kepada kalian tentang apa itu terapi psikologis, serta dapat membantu kalian untuk memahami ini. Sekian untuk kesempatan kali ini. Sampai jumpa lagi 👋
Terima kasih.
Comments
Post a Comment